Kenapa Yesus Ditolak di Nazareth? Potret Keegoisan Diri Saudara dan Teman

Peristiwa Yesus ditolak di Nazareth menggambarkan realitas menyakitkan: seringkali, orang yang paling dekat dengan kita justru yang paling sulit menerima perubahan positif dalam hidup kita. Ketika Yesus kembali ke kampung halamannya, banyak orang Nazareth meragukan-Nya bukan karena mereka tidak melihat mukjizat, tetapi karena mereka tidak sanggup mengubah cara pandang terhadap orang yang mereka kenal sejak kecil.

Ini bukan sekadar kisah penolakan, tetapi potret psikologis manusia yang merasa terganggu ketika seseorang dari lingkungannya tumbuh melebihi batas persepsi mereka. Banyak orang hari ini pun mengalami hal serupa — ketika mulai sukses, bertobat, atau berbuat baik, justru teman dan keluarga terdekat yang paling meremehkan. Padahal, perubahan hidup seseorang seharusnya menjadi inspirasi, bukan alasan untuk menjauh.

Pesan dari peristiwa ini sederhana namun mendalam: jangan biarkan keraguan orang lain memadamkan terang panggilan hidupmu. Teruslah berjalan dalam kebenaran meskipun ditolak, sebab setiap penolakan bisa menjadi bagian dari rencana besar Tuhan untuk menuntunmu menuju tempat yang lebih luas dari Nazareth-mu sendiri.